Pada hari Kamis tanggal 08 Maret 2018 pukul 10.00 Wib bertempat di lapangan KS.Tubun Mapolda Sumut dilaksanakan Kegiatan Silaturahmi FKPD Sumut dengan para Toga dan Tomas se-Sumut dalam mensukseskan Pilkada Serentak 2018. Yang dihadiri + 1.500 orang Dengan Thema *Menguatkan toleransi antar Umat beragama dan menciptakan iklim yang sejuk, guna memantapkan stabilitas Kamtibmas, dalam rangka mewujudkan Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota 2018 yang damai di Sumatera Utara*”. Hadir dalam acara tersebut Gubernur Sumatera Utara Ir. H.T.Erry Nuradi,MSi, Pangdam I/BB Mayjen TNI Drs. Cucu Somantri, Kapolda Sumut Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw, Waka Polda Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto,SH, Ketua DPRD TK-I Sumut Wagirin Arman, Kajatisu Dr. Bambang Sugeng Rukmono, Ketua Pengadilan Tinggi Medan Dr. Marsudin Nainggolan, SH,MH, Ketua KPU Sumut Mulia Banuera, Ketua Bawaslu Sumut, Ketua MUI Prov. Sumut, Ketua FKUB Prov. Sumut, para Pejabat Utama Polda Sumut, Kapolres/Tabes sejajaran Polda Sumut dan Para tokoh agama dan tokoh masyarakat. Acara dimulai dengan menyanyikan Indonesia raya dilanjutkan dengan doa oleh Ketua MUI Sumut Prof. HM.Hatta setelah itu sambutan Ketua FKUB Sumut Bapak H. Maratua Simanjuntak yang mengatakan Keberagamaan dan perbedaan yang muncul dari berbagai budaya suku dan bahasa di Indonesia lebih kompleks dibanding persamaan. Diketahui pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur beserta 8 kepala daerah di sumut akan membuat suatu peristiwa yang sangat bersejarah memungkinan kita lebih damai namun harus tetap waspada terjadinya konflik.
Pilkada memungkinkan munculnya isu isu seperti Hoax, black campaign, politik uang, SARA dan itu membutuhkan netralitas TNI Polri, Aparatur Sipil Negara dan Forum Kerukunan Umat Beragama itu sendiri. Oleh karena itu kita perlu mengingat sejarah yang telah mempersatukan Negara Indoneaia yaitu Sumpah Pemuda. Persamaan inilah yg mengingatkan dan harus kita ingat kembali saat dihadapkan adanya potensi konflik. Keberagaman adalah kuasa dan rahmat Tuhan. Keberagaman itu adalah alat pemersatu yang memungkinkan kecilnya persoalan. Agama juga tantangan besar dimungkinkan adanya pergesekan. Untuk itulah kita kembali mengingat bahwa kita dipersatukan oleh nilai falsafah Pancasila. Keberagaman umat beragama itu terlihat dengan adanya toleransi besar saat dibentuknya Piagam Jakarta. Prinsip negara kita melindungi segenap Bangsa Indonesia tanpa membedakan suku agama dan kepercayaan. Oleh karena itu negara akan menciptakan rasa aman. Menghadapi isu yang mungkin muncul yaitu lakukan pertemuan dialogis yang didasari keterbukaan dan ketulusan sehingga menyelesaikan masalah bukan menambah masalah. Kami dari forum kerukunan umat beragama bersama seluruh anggota FKUB mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya acara ini.
Kapolda Sumut dalam sambutannya mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh undangan atas kesediannya untuk hadir dilapangan KS.Tubun Mapolda Sumut dalam rangka mengikuti Silaturahmi FKPD Sumatera Utara dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Se-Sumatera Utara. Dan saya mengucapkan selamat datang kepada Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi MUI Pusat Bapak Drs. H.Masduki Baidllowi, Gubernur Sumut beserta unsure FKPD dan nsure terkait serta para undangan yang kesediaannya untuk hadir pada acara ini dan diharapkan agar * memiliki tekad, komitmen dan tujuan yang sama yakni dalam rangka menjaga Persatuan dan kesatuan bangsa, terkhusus dalam mensukseskan pilkada serentak tahun 2018 yang aman dan damai di Sumatera Utara*. Indonesia merupakan bangsa yang pluralis, dimana masyarakatnya sangat heterogen yang terdiri dari suku agama , budaya dan adat istiadat yang sangat rentan terjadinya konfilk sosial, jika semangat persatuan dan kesatuan bangsa tidak terjaga dengan baik. Dengan upaya dan kerja keras seluruh elemen bangsa hingga saat kesatuan dan persatuan bangsa dapat tetap dipertahankan, kita jangan lengah dan di tuntut harus waspada mengingat upaya-upaya untuk memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa selalu mengintai dan mengancam kita semua, jika sebagai elemen bangsa tidak dapat mengidentifikasi dan mengantisipasi sejak dini setiap potensi terjadinya instabilitas keamanan bangsa.
Pada pelaksanaan pilkada di Sumatera Utara kita semua berharap dapat berjalan dengan aman, damai dan lancar, namun tentunya kita harus waspada dalam masa kampanye, dikhawatirkan akan terjadi kecurangan-kecurangan dan tindak pidana lainnya berupa kampanye hitam (Black campaign), politik uang juga politisasi sara yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab baik secara terang-terangan maupun melalui nsure (dunia maya) tentunya tindakan-tindakan tersebut akan merusak dan mencenderai semangat demokrasi (integritas dan kedaulatan rakyat) untuk menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif pada hari ini kita menyelenggarakan acara Silaturahmi FKPD Sumatera Utara dengan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Se-Sumatera Utara. Pada kesempatan ini saya menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat Sumut dapat bersama dengan Polri untuk menjaga stabilitas kamtibmas dan mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk menolak semua bentuk hoax, isu-isu nsure nt sara, ujaran kebencian dan hal-hal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat. Hendaknya segenap masyarakat dapat memahami bahwa pemilihan 2018 di Sumut merupakan agenda pesta demokrasi yang rutin setiap lima tahunan jangan sampai momen berdemokrasi dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memecah belah dan mengadu domba masyarakat. Saya mengharapkan kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat menciptakan suasana yang sejuk dan menguatkan toleransi antar umat beragama diwilayah Sumatera Utara. Kepada elemen masyarakat, bersama nsure TNI (Kodam I/BB) Polri (Polda Sumut) dan nsure pemerintah (Pemprov Sumut) merapatkan barisan guna memantapkan stabilitas kamtibmas dalam rangka Mewujudkan Pemilihan Gubernur serta Bupati / Walikota tahun 2018 yang aman dan damai di Sumatera Utara.
Pangdam I / BB dalam sambutannya mengatakan Saat ini kita bisa merasakan Polda Sumut selama kepemimpjnan bapak Irjen Paulus Waterpauw suasana sumut tenang dan tingkat kriminalitas menurun. Hal ini perlu dukungan dari seluruh pihak. Saya akan menyampaikan tiga hal. Yang pertama terkait kerawanan dan sebagainya yang mungkin terjadi di Sumut walaupun secara umum perlu dipahami bersama bahwa Sumut secara umum suasana aman dan damai. Namun tetap harus diantisipasi kemungkinan potensi yang akan menjadi rawan. Kemungkinan potensi kerawanan pilkada harus diantisipasi seperti sengketa penetapan calon, sengketa pemungutan suara, provokasi kelompok tertentu dalam masyarakat. Yang kedua Selanjutnya dalam pelaksanaan pilkada ini dimohon agar bapak ibu dapat menyampaikan sesuatu yang menyejukkan masyarakat. Selanjutnya yang ketiga kita akan menjamin keamanan sumut khususnya dalam pelaksanaan pilkada tentunya didukung oleh seluruh stake holder. Saya menjamin netralitas Kodam I/BB dalam pilkada ini.
Gubernur dalam sambutannya mengatakan Kegiatan ini adalah kegiatan sangat baik. dengan silaturahmi kita dapat berbagi informasi serta mendapat umur yang panjang dan berkah dan rezeki berlimpah. Ini merupakan pesta demokrasi yang dilaksanakan 5 tahun sekali. Kiranya silaturahmi ini dapat meningkatkan hubungan antara FKPD dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat serta meningkatkan hubungan antara umat beragama. Kita bersyukur bahwa sejak berdirinya negara kita, agama mendapat tempat penting dalam tatanan kehidupan Bangsa dan Negara. Setiap agama memiliki kitab suci sebagai sumber ajaran agama. Nilai luhur agama sebagai pembangun Bangsa Indonesia. Namun agama juga dapat digunakan kelompok kelompok tertentu untuk memecah belah Negara Indonesia.
Kerukunan umat beragama pada dasarnya mengalami banyak kemajuan. Dengan berperan aktifnya para tokoh agama untuk memelihara kehidupan umat beragama dan memberi rambu rambu kepada masyarakat. Melalui silaturahmi ini kita bisa mengidentifikasikan kendala dan hambatan dalam upaya meminimalisir potensi kerawanan yang mungkin terjadi ditempat kita masing masing. Pemilihan gubernur tinggal menghitung hari untuk itu harus tetap waspada dan antisipasi yang dapat memecah belah kerukunan umat beragama. Oleh karena itu gunakan hak pilih dan hormati hak pilih orang lain, mendukung pasangan calon menolak poltik uang dan politik SARA serta bijak ketika menerima berita baik dari media sosial terutama berita hoax atau berita yang tidak mengandung kebenaran. Jadi orang yang cerdas memilah berita yang benar. Terakhir mendukung pasangan calon mengikuti aturan kampanye dan menghindari konflik. TNI, Polri harus dalam posisi netral tidak boleh memihak.
Ketua MUI Pusat yang diwakilkan oleh Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi MUI Pusat Bapak Drs. H.Masduki Baidllowi mengatakan Agar seluruh arahan dari para tokoh agama dan masyarakat di tempat ini dapat kita serap dan menjadi pedoman untuk dapat dilaksanakan bersama-sama dalam rangka mewujudkan persatuan dan perdamaian di Prov. Sumut. Hindari penggunaan agama sebagai komoditas politik praktis, sehingga merendahkan nilai-nilai luhur agama tersebut. Hindari pemahaman agama yang menyimpang dan memecah belah persatuan di Prov Sumut, serta mari menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Setelah acara kegiatan selesai dilanjutkan dengan Pembacaan dan penandatanganan sikap / ikhrar bersama dan dilanjutkan dengan foto bersama. [EBY]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.