KABARASAHAN.com - Korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung di Karo, Sumut, bertambah. Seorang korban luka, Cahaya Sembiring Milala (57), tak mampu bertahan setelah sempat dirawat sepekan di RSUP H Adam Malik, Medan, Minggu (29/5).
"Saya mendapat kabar, pasien (Cahaya Sembiring Milala) meninggal pukul 04.50 WIB pagi tadi," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik Medan, dr Mardianto, Minggu (29/5). Jenazah sudah dibawa keluarga ke rumah duka.
Cahaya Sembiring Milala mengalami luka bakar sekitar 50 persen pada bagian kaki, tangan dan wajah. Setelah menjalani pembedahan kondisinya sempat membaik. Namun, dia tak mampu bertahan dan meninggal dunia.
Meninggalnya Cahaya Sembiring Milala menambah jumlah korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung pada Sabtu (21/5) sekira pukul 16.48 WIB menjadi 8 orang. Seorang lagi, Cahaya Br Tarigan (45), masih dalam perawatan intensif. Dia juga mengalami luka bakar parah, sekitar 60 persen. Bahkan kakinya terpaksa diamputasi karena infeksi. "Pasien ini masih dirawat di ICU," jelas Mardianto.
Seperti diberitakan, awan panas guguran Gunung Sinabung, Sabtu (21/5) petang, merenggut korban jiwa. Awalnya jumlah korban yang ditemukan meninggal berjumlah 5 orang dan 4 lainnya kritis. Namun 3 dari 4 korban luka itu tak mampu bertahan.
Seluruh korban merupakan penduduk Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Karo. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa yang masuk dalam zona merah itu.
Sebagian masyarakat tetap masuk desa itu meskipun mereka telah diungsikan dan direlokasi serta jalan masuk ke sana telah dipasangi portal. Mereka nekat masuk kembali ke sana untuk bertani guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Eby
"Saya mendapat kabar, pasien (Cahaya Sembiring Milala) meninggal pukul 04.50 WIB pagi tadi," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP H Adam Malik Medan, dr Mardianto, Minggu (29/5). Jenazah sudah dibawa keluarga ke rumah duka.
Cahaya Sembiring Milala mengalami luka bakar sekitar 50 persen pada bagian kaki, tangan dan wajah. Setelah menjalani pembedahan kondisinya sempat membaik. Namun, dia tak mampu bertahan dan meninggal dunia.
Meninggalnya Cahaya Sembiring Milala menambah jumlah korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung pada Sabtu (21/5) sekira pukul 16.48 WIB menjadi 8 orang. Seorang lagi, Cahaya Br Tarigan (45), masih dalam perawatan intensif. Dia juga mengalami luka bakar parah, sekitar 60 persen. Bahkan kakinya terpaksa diamputasi karena infeksi. "Pasien ini masih dirawat di ICU," jelas Mardianto.
Seperti diberitakan, awan panas guguran Gunung Sinabung, Sabtu (21/5) petang, merenggut korban jiwa. Awalnya jumlah korban yang ditemukan meninggal berjumlah 5 orang dan 4 lainnya kritis. Namun 3 dari 4 korban luka itu tak mampu bertahan.
Seluruh korban merupakan penduduk Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Karo. Mereka ditengarai tengah bertani di ladangnya saat awan panas guguran Gunung Sinabung tiba di desa yang masuk dalam zona merah itu.
Sebagian masyarakat tetap masuk desa itu meskipun mereka telah diungsikan dan direlokasi serta jalan masuk ke sana telah dipasangi portal. Mereka nekat masuk kembali ke sana untuk bertani guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Eby
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.