JURNAL ASAHAN.com -- Setelah proses kehamilan selama 9 bulan dan melahirkan, sebagian wanita kerap khawatir karena siklus haidnya menjadi tak teratur dan lama kembali ke siklus sebelumnya. Nah, apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut Roshini Rajapaksa, MD, dari NYU School of Medicine, terjadi perubahan hormon pada wanita yang hamil dan baru melahirkan. Salah satunya adalah pada hormon estrogen, yang diproduksi lebih banyak selama hari kehamilan Anda.
Hormon lain seperti progesteron dan Human chorionic gonadotropin (HCG) juga mengalami perubahan seiring proses kehamilan dan melahirkan. Perubahan produksi kadar hormon ini seringkali tidak benar-benar bertahan selama 9 bulam kehamilan saja, tetapi lebih lama lagi. Bahkan pada sebagian wanita kondisi ini bisa tetap bertahan sampai ia selesai melahirkan dan selesai menyusui.
Perubahan-perubahan kadar berpengaruh langsung terhadap siklus haid seorang wanita. Ada kemungkinan juga siklus haidnya menjadi sulit untuk dihitung dan diperkirakan lagi.
"Beberapa wanita mengalami pergeseran pola (perbedaan gejala PMS, kram, durasi atau berat, perubahan mood atau semua di atas) setelah bayi pertama mereka, tapi bisa juga berubah lagi pada anak kedua atau ketiga," ujar Rajapaksa, seperti dikutip dari Health, Sabtu (10/1/2015).
Meskipun demikian, bukan berarti semua wanita akan mengalami hal ini setelah melewati masa kehamilan dan melahirkan. Menurut Rajapaksa, ada pula wanita yang tidak mengalaminya, bahkan siklus haidnya bisa kembali normal dalam waktu yang cepat dibandingkan wanita lainnya.
"Tak cuma setelah melahirkan, siklus haid juga dapat mengalami perubahan mulai usia 30-an sebagai akibat dari penurunan kadar hormon estrogen. Jadi, siklus haid faktanya dipengaruhi oleh kombinasi faktor," imbuh Rajapaksa.
Oleh sebab itu, masih wajar jika beberapa waktu pasca melahirkan siklus haid Anda tak bisa langsung teratur seperti semula. Namun jika terjadi perdarahan atau muncul nyeri hebat selama siklus haid muncul, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. (int)
Menurut Roshini Rajapaksa, MD, dari NYU School of Medicine, terjadi perubahan hormon pada wanita yang hamil dan baru melahirkan. Salah satunya adalah pada hormon estrogen, yang diproduksi lebih banyak selama hari kehamilan Anda.
Hormon lain seperti progesteron dan Human chorionic gonadotropin (HCG) juga mengalami perubahan seiring proses kehamilan dan melahirkan. Perubahan produksi kadar hormon ini seringkali tidak benar-benar bertahan selama 9 bulam kehamilan saja, tetapi lebih lama lagi. Bahkan pada sebagian wanita kondisi ini bisa tetap bertahan sampai ia selesai melahirkan dan selesai menyusui.
Perubahan-perubahan kadar berpengaruh langsung terhadap siklus haid seorang wanita. Ada kemungkinan juga siklus haidnya menjadi sulit untuk dihitung dan diperkirakan lagi.
"Beberapa wanita mengalami pergeseran pola (perbedaan gejala PMS, kram, durasi atau berat, perubahan mood atau semua di atas) setelah bayi pertama mereka, tapi bisa juga berubah lagi pada anak kedua atau ketiga," ujar Rajapaksa, seperti dikutip dari Health, Sabtu (10/1/2015).
Meskipun demikian, bukan berarti semua wanita akan mengalami hal ini setelah melewati masa kehamilan dan melahirkan. Menurut Rajapaksa, ada pula wanita yang tidak mengalaminya, bahkan siklus haidnya bisa kembali normal dalam waktu yang cepat dibandingkan wanita lainnya.
"Tak cuma setelah melahirkan, siklus haid juga dapat mengalami perubahan mulai usia 30-an sebagai akibat dari penurunan kadar hormon estrogen. Jadi, siklus haid faktanya dipengaruhi oleh kombinasi faktor," imbuh Rajapaksa.
Oleh sebab itu, masih wajar jika beberapa waktu pasca melahirkan siklus haid Anda tak bisa langsung teratur seperti semula. Namun jika terjadi perdarahan atau muncul nyeri hebat selama siklus haid muncul, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. (int)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.