JURNAL ASAHAN.com - Sejak 2,5 tahun yang lalu, tubuh bagian bawah Calven Goza lumpuh total karena kecelakaan hebat yang dialaminya. Ia hanya bisa pasrah karena ia yakin tak akan pernah bisa menggerakkan kedua kakinya lagi. Namun semua berubah semenjak ia diikutsertakan dalam eksperimen baru ini.
Goza dilibatkan sebagai subyek terakhir dari eksperimen yang dilakukan tim peneliti gabungan dari University of Louisville, University of California at Los Angeles (UCLA) dan Pavlov Institute of Physiology, Rusia ini.
Prosedur dimulai dengan menanam semacam alat yang panjangnya berkisar 16 cm dan mengandung 16 elektroda di punggung Goza. Mereka juga menghubungkan alat itu dengan sensor-sensor yang dipasang di kedua kaki Goza.
Ketika dicoba 'dipancing' dengan remote control, alat itu dapat menstimulasi saraf tulang belakang bagian bawah secara langsung, lalu mengirim 'pesan' ke saraf di kaki agar bergerak, persis seperti ketika otak mengirimkan sinyal untuk memicu gerakan tertentu.
Lantas jari kaki Goza juga dipasangi sebuah cincin yang dihubungkan dengan semacam benang. Kemudian Goza diminta untuk menarik benang tersebut dengan jari kakinya. Selama dua jam, peneliti mencoba berbagai kombinasi tegangan, namun Goza tetap saja bergerak. Hingga akhirnya salah satu ahli saraf yang terlibat dalam eksperimen ini, Susan Harkema meminta agar tegangan listrik yang 'dialirkan' ke saraf tulang belakang Goza ditambah.
Tanpa disangka, jari kaki Goza berhasil membuat benang itu menekuk. Dan saat tegangannya ditambah lagi, pria berumur 26 tahun itu sudah bisa menekuk lututnya dan mengangkat salah satu kakinya dari atas meja.
"Ini sungguh luar biasa. Padahal sebelumnya saya ragu dan menyangka ini tak mungkin terjadi," tutur Goza kepada CNN, dan dikutip Sabtu (10/1/2015).
Goza dilibatkan sebagai subyek terakhir dari eksperimen yang dilakukan tim peneliti gabungan dari University of Louisville, University of California at Los Angeles (UCLA) dan Pavlov Institute of Physiology, Rusia ini.
Prosedur dimulai dengan menanam semacam alat yang panjangnya berkisar 16 cm dan mengandung 16 elektroda di punggung Goza. Mereka juga menghubungkan alat itu dengan sensor-sensor yang dipasang di kedua kaki Goza.
Ketika dicoba 'dipancing' dengan remote control, alat itu dapat menstimulasi saraf tulang belakang bagian bawah secara langsung, lalu mengirim 'pesan' ke saraf di kaki agar bergerak, persis seperti ketika otak mengirimkan sinyal untuk memicu gerakan tertentu.
Lantas jari kaki Goza juga dipasangi sebuah cincin yang dihubungkan dengan semacam benang. Kemudian Goza diminta untuk menarik benang tersebut dengan jari kakinya. Selama dua jam, peneliti mencoba berbagai kombinasi tegangan, namun Goza tetap saja bergerak. Hingga akhirnya salah satu ahli saraf yang terlibat dalam eksperimen ini, Susan Harkema meminta agar tegangan listrik yang 'dialirkan' ke saraf tulang belakang Goza ditambah.
Tanpa disangka, jari kaki Goza berhasil membuat benang itu menekuk. Dan saat tegangannya ditambah lagi, pria berumur 26 tahun itu sudah bisa menekuk lututnya dan mengangkat salah satu kakinya dari atas meja.
"Ini sungguh luar biasa. Padahal sebelumnya saya ragu dan menyangka ini tak mungkin terjadi," tutur Goza kepada CNN, dan dikutip Sabtu (10/1/2015).
Peneliti mengaku butuh waktu hingga 30 tahun untuk mengembangkan metode baru ini. Metode ini memanfaatkan terapi kejut dengan listrik untuk merangsang saraf tulang belakang pasien yang rusak agar ia bisa bergerak lagi.
Rangsangan listrik sengaja digunakan oleh peneliti karena dianggap menyerupai dengan sinyal yang dikirim dari otak ke serabut saraf di sekujur tubuh. Menurut mereka, bila distimulasi sedikit-sedikit seperti dalam percobaan ini, maka saraf tulang belakang yang sudah rusak lama-kelamaan akan belajar untuk mengendalikan anggota tubuhnya lagi. Sehingga pada akhirnya pasien dapat bergerak, termasuk mengontrol pergerakan bagian tubuhnya.
Selain Goza, empat pria yang sebelumnya juga lumpuh total karena kecelakaan juga merasakan kesuksesan yang sama, menggerakkan kedua kakinya untuk pertama kali berkat terobosan ini. Bahkan menurut peneliti, tak hanya bisa bergerak, keempat partisipan juga mengalami peningkatan tekanan darah, massa otot, dan lebih positif dalam menjalani hidup.
"Bahkan metode ini bermanfaat bagi mereka yang telah lumpuh selama bertahun-tahun," imbuh Claudia Angeli dari Kentucky Spinal Cord Injury Research Center, University of Louisville.
Rencananya, tahun ini peneliti akan merekrut tujuh pasien lagi yang mengalami kerusakan saraf tulang belakang untuk memastikan sejauh mana efektivitas metode baru yang mereka kembangkan. (int)
Rangsangan listrik sengaja digunakan oleh peneliti karena dianggap menyerupai dengan sinyal yang dikirim dari otak ke serabut saraf di sekujur tubuh. Menurut mereka, bila distimulasi sedikit-sedikit seperti dalam percobaan ini, maka saraf tulang belakang yang sudah rusak lama-kelamaan akan belajar untuk mengendalikan anggota tubuhnya lagi. Sehingga pada akhirnya pasien dapat bergerak, termasuk mengontrol pergerakan bagian tubuhnya.
Selain Goza, empat pria yang sebelumnya juga lumpuh total karena kecelakaan juga merasakan kesuksesan yang sama, menggerakkan kedua kakinya untuk pertama kali berkat terobosan ini. Bahkan menurut peneliti, tak hanya bisa bergerak, keempat partisipan juga mengalami peningkatan tekanan darah, massa otot, dan lebih positif dalam menjalani hidup.
"Bahkan metode ini bermanfaat bagi mereka yang telah lumpuh selama bertahun-tahun," imbuh Claudia Angeli dari Kentucky Spinal Cord Injury Research Center, University of Louisville.
Rencananya, tahun ini peneliti akan merekrut tujuh pasien lagi yang mengalami kerusakan saraf tulang belakang untuk memastikan sejauh mana efektivitas metode baru yang mereka kembangkan. (int)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.