Umat Islam Harus Lawan Penghina Simbol Islam - Sumatera Online

Media Online Sumatera Utara

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 25 September 2012

Umat Islam Harus Lawan Penghina Simbol Islam

MEDAN , Pemuka Islam Sumut Romo H Raden Muhammad Syafii SH, MHum, (foto) menegaskan, umat Islam harus melawan terhadap penghinaan yang dilakukan oleh  kelompok yang tidak senang terhadap kebesaran Islam seperti yang terjadi di Amerika terhadap Nabi Muhammad SAW lewat sebuah film yang tidak layak umat Islam  menyaksikannya.

Romo usai menjadi khatib shalat Jumat di Jalan Timor Medan, barubaru ini, menyebutkan, di dalam Alquran, Allah SWT sudah tegas mengingatkan kepada umat Islam bahwa  Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada Islam sampai umat Islam mengikuti keinginan mereka.

Calon Gubsu itu mengakui, penghinaan terhadap simbolsimbol Islam sudah berulang kali terjadi yakni pertama oleh Kartunis Denmark Kurt Westergard tahun 2005 yang membuat  kartun Nabi Muhammad SAW sebagai teroris dan maniak wanita, kedua tulisan politikus Belanda (2008) Gert Wilders dalam film fitna yang menyamakan Rasullah dengan Hitler.  Ketiga pembakaran Alquran oleh pendeta Terry Jhon di Gereja Dove Florida (2010) disaksikan jemaatnya dan diliput media.

Keempat pembakaran Alquran oleh tentara Amerika di Afghanistan (2010), kelima Salman Rusydi novelis Inggris (1988) menulis Alquran sebagai ayatayat setan, keenam  tulisan Arswendo Atmowiloto (1989) yang menempatkan urutan ketokohan Nabi Muhammad SAW dibawah tokoh lain, dan ketujuh film Innocence of Muslim yang  menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang haus darah dan maniak perempuan.

Ingat juga, sebut Romo, kelakuan tentara Amerika di penjara penyiksaan Muslim Guantamao yang kerap mengoyak dan mengencingi Alquran.

Ustadz yang kritis itu juga menyinggung soal perubuhan sejumlah masjid di Medan, yang dalam kurun waktu 10 tahun terakhir berjumlah sekitar tujuh masjid, seperti Masjid Al  Khairiyah dan Raudhatul Islam di belakang Hotel Emerald Garden, Masjid At Toyibah di Multatuli, dan Masjid Al Ikhlas di Jalan Timor.

Menurut dia, anehnya para pelaku perubuhan masjid ini tak satupun yang dijadikan sebagai tersangka, apalagi yang dihukum sesuai dengan prosedur hukum Indonesia .  Haruskah umat Islam berdiam diri sebagai tanda ‘kedewasaan’ atau sebagai tanda ‘kearifan’ “Ini jelas keliru. Seharusnyamelawan dan teruslah melawan, hingga Allah memberikan  kemenangan,” kata Raden Syafii. Sumber - Wasp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.