Horor Jalan MT Haryono Kota Binjai
Tiga hari berlalu, suasana di Jalan M T Haryono, Kelurahan Damai, Kecamatan Binjai Utara, terus semakin mencekam. Warga di sana dihantui ketakutan pasca tewasnya 2 pemuda akibat dibakar massa. Ada yang dibayangi arwah penasaran kedua korban, tetapi sebagian warga malah khawatir diciduk polisi akibat terlibat aksi bakar maut itu.
Ketakutan soal dihantui roh penasaran itu terlihat jelas dari sepinya lokasi. Jika malam tiba, kawasan itu jadi enggan untuk dilalui warga. Setiap mereka yang melangkah di sana, selalu terbayang sosok korban yang kulitnya melepuh akibat dibakar di malam nahas itu.
Sementara, pihak korban berharap agar kepolisian serius menangani kasus ini. Mereka terus mendesak agar peristiwa yang menewaskan Rusdianto (31) warga Jalan Nenas, Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Binjai Barat dan Pendi Barus (21) warga Jalan Ampera XI, Perumahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, tidak menimpa orang lain.
Akibat desakan-desakan itu, polisi pun mengambil tindakan. Petugas akhirnya mengamankan dan menetapkan tiga warga sebagai tersangka. Mereka adalah Kardiono (40), Eko (21) dan Andi (35).
Ketiga warga Lingkungan I, Kelurahan Damai, Kecamtan Binjai Utara itu diamankan lantaran terbukti berada di lokasi saat kejadian. Mereka pun sudah ditahan di rumah tahanan Polsek Binjai Utara, Selasa (19/6) siang.
Tapi saat disambangi Sumber, ketiga tersangka bersikukuh membantah. Mereka memang membenarkan berada di lokasi saat kejadian. Namun tak sedikit pun mereka memukul, apalagi membakar kedua korban, seperti apa yang disangkakan polisi terhadap mereka.
“Malam itu aku dapat kabar. Katanya ada maling yang tertangkap. Jadi aku langsung turun ke lokasi kejadian. Waktu aku datang, api saja sudah padam dari badan dua oran itu,” kata Kardiono, yang berstatus sebagai PNS catpil.
Kardiono mengatakan, aksi massa yang berbuah maut di malam itu, bukan tanpa alasan. Sebab katanya, warga sudah jenuh dan bosan dengan tindakan kawanan maling yang selalu meresahkan warga sekitar. Saban minggu, selalu ada saja warga yang kemalingan. “Dalam satu minggu, warga tiga bahkan empat kali kemalingan,” terang pria yang juga pernah menjabat sebagai Lurah ini.
Apa yang dilontarkan Kardiono, juga diamini Eko dan Andi. “Yang pasti, aku tidak ada memukul mereka. Aku cuma lihat-lihat saja saat kejadian. Karena saat aku berada di rumah, aku dengar suara riuh pukuh orang berteriak maling. Warga yang saat itu berjumlah ratusan orang, langsung memukul dan membakar kedua pemuda itu,” kata Eko diamini Andi.
Untuk mengetahui sejauh mana aksi maling di sana, wartawan pun kembali menyambangi perkampungan tersebut. Ternyata memang, beberapa warga mengaku pernah menjadi korban pencurian.
Di antaranya, Rudi Andrea Firmasnyah alias Aseng (25), yang kehilangan betor merk Hepy BK 4269 RP. Dia kecurian dari teras rumahnya sesaat sebelum peristiwa pembakaran kedua pemuda itu terjadi.
Namun menurut Pak Min (61), hilangnya betor milik Aseng itu terjadi berkisar 30 menit sebelum peristiwa aksi bakar massa terhadap kedua korban. Dia juga mengatakan, berdasarkan keterangan sejumlah pemuda setempat, pelaku pencurian betor itu cuma 1 orang. “Kami juga nggak tahu pasti, apakah pencuri ini ada kaitannya dengan pemuda yang dibakar itu atau tidak,” kata Pak Min.
Meski tidak tahu apakah pencuri betor itu berkaitan dengan dua pemuda yang dibakar masa tersebut, tetapi Pak Min dan warga setempat menduga, pencuri becak itu masih memiliki kaitan dengan pemuda yang dibakar. “Mungkin saja dua pemuda itu sebagai pengintai. Dan satu orang lagi menjalankan askinya,” duga Pak Min.
Apalagi, katanya, warga ada menemukan beberapa barang mencurigakan dari tangan Rusdianto dan Pendi Barus. “Saya nggak tahu pasti, tapi di dalam tas yang mereka bawa itu ada macam-macam kunci. Kalaulah mereka tukang bengkel, untuk apa lewat malam-malam? Dan gerak-geriknya sangat mencurigakan,” ucap Pak Min.
Selain jenis-jenis kunci, sambungnya, kedua pemuda itu juga kedapatan membawa seling (kawat-red) dan balok berukuran setengah meter. “Barang bawaan kedua pemuda itu sangat mencurigaan. Apalagi, mereka membawa seling yang kerap digunakan orang untuk menjerat anjing, atau musang. Tapi, apa mungkin mereka mau cari anjing, sementara di kampung kami ini tidak ada memelihara anjing. Trus, kalau mereka mau cari musang, apa mungkin sampai dinihari. Saya rasa, seling itu digunakan untuk merampok dengan cara menjerat korbannya,” duga Pak Min lagi.
Untuk itu, warga di Jalan MT Haryono berharap, agar pihak keamanan dapat lebih menjaga keamanan dengan cara berpatroli di jam-jam yang rawan. “Dalam satu minggu terakhir ini, kampung kami kerap disatrioni maling. Bahkan, ternak warga berupa ayam, sudah banyak yang hilang. Jadi, kami harapkan agar petugas sering-sering patroli ke wilayah kami ini,” harap Pak Min dan diamini sejumlah warga lainnya.
Namun, apapun alasan mereka. Tampaknnya, ketigannya bahkan mungkin akan bertambah lagi tersangka dalam kasus ini, harus mempertanggungjawabakan perbuatan tersebut. Mereka mungki akan menjalani hukuman lebih dari lima tahun, guna mepertangunjawabkan perbuatan tersebut. “Kita masih melakukan pengembangan terkait kasus ini dan kita sudah mengamankan tiga orang. Mereka kita amankan dan menetapkan sebagai tersangka yang ikut melakukan pemukulan. Selain mereka, akan bertambah lagi tersangka lainnya,” kata AKP Widia, singkat sembari berlalu masuk ke dalam mobil.Sumber PM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.